Dalam pengalaman saya mengembangkan sistem pertanian vertikal selama 14 tahun di berbagai kota di Indonesia, saya menemukan bahwa vertical farming adalah solusi tepat untuk mengoptimalkan produksi di lahan terbatas. Sistem ini sangat cocok untuk daerah perkotaan atau area dengan keterbatasan lahan.
Vertical farming adalah teknik bercocok tanam dengan memanfaatkan ruang secara vertikal, baik ke atas maupun bertingkat. Bayangkan sebuah rak bertingkat yang setiap tingkatnya bisa ditanami sayuran. Dengan cara ini, lahan seluas 10 meter persegi bisa menghasilkan panen setara dengan 40-50 meter persegi kebun konvensional.
Teknologi yang digunakan cukup sederhana. Sistem irigasi tetes dipasang di setiap tingkat untuk mengalirkan air dan nutrisi. Lampu LED khusus tanaman dipasang untuk memastikan semua tingkat slot pulsa mendapat cahaya yang cukup. Untuk lebih canggih, sensor otomatis bisa dipasang untuk mengatur penyiraman dan pencahayaan.
Untuk memulai, Anda bisa membuat sistem vertikal sederhana dengan rak besi 4 tingkat seharga sekitar 1,5 juta rupiah. Tambahkan sistem irigasi sederhana dan lampu LED, total investasi sekitar 3 juta rupiah. Tanaman yang cocok untuk pemula adalah sayuran daun seperti selada, pakcoy, dan kangkung.
Ingin belajar lebih banyak? Kunjungi pusat pertanian vertikal terdekat atau ikuti workshop yang sering diadakan komunitas urban farming di kota Anda. Banyak praktisi yang siap berbagi pengalaman dan tips sukses.